Bau itu… menusuk hidung, tebal, dan lengket di udara. Di sudut ruangan yang remang, tubuh itu terbaring, kulitnya sudah menghitam, mengelupas, dan mengeluarkan cairan kental yang merembes ke lantai. Setiap tetesnya mengandung jutaan bakteri pemakan daging, tak terlihat tapi siap merayap masuk lewat pori-pori kulit siapa pun yang mendekat dan menyentuhnya.
Di balik lapisan daging yang membusuk, racun busuk — putresin dan kadaverin — menguap bersama gas kematian. Hirup sekali saja, dan rasa mual akan menghantam, kepala berputar, seakan ruangan menyempit, memaksa napas tercekat. Di udara itu juga bercampur amonia dan hidrogen sulfida, cukup untuk membuatmu pingsan jika kamu terlalu lama berada dalam ruangan itu.
Namun yang paling mengerikan bukan hanya baunya. Cairan dari tubuh itu merayap pelan di lantai, seolah hidup, mencari celah kecil di kulitmu, luka gores yang tak kau sadari. Begitu masuk, ia membawa pesan kematian — penyakit yang membusukimu dari dalam, memakan daging, mencemari darah.
Dan saat kamu berpikir kamu bisa menjauh, udara yang kamu bawa di paru-paru telah mengikatkan bau kematian itu padamu. Pulanglah, cuci tubuhmu sebersih apapun, tapi rasa itu tetap tinggal. Bau yang sama dan Kengerian tentang kematian akan terus terngiang.
Bersentuhan langsung dengan jasad yang sudah membusuk sangat berisiko bagi kesehatan karena proses pembusukan menghasilkan lingkungan kaya bakteri, virus, dan zat beracun. Berikut penjelasannya:
1. Risiko infeksi bakteri dan virus
- Bakteri pembusuk seperti Clostridium perfringens atau Bacillus anthracis (penyebab antraks) dapat masuk ke tubuh melalui luka atau goresan di kulit.
- Jika orang yang meninggal sebelumnya mengidap penyakit menular (misalnya hepatitis B, C, atau HIV), patogen tersebut masih bisa bertahan di jaringan tubuh untuk sementara waktu.
2. Paparan racun dari pembusukan
- Proses pembusukan menghasilkan senyawa beracun seperti putresin dan kadaverin yang berbau busuk.
- Zat ini dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan jika terhirup atau terkena langsung.
3. Risiko gangguan pernapasan
Gas hasil pembusukan seperti amonia, hidrogen sulfida, dan metana dapat mengiritasi saluran napas, menimbulkan pusing, mual, atau bahkan kehilangan kesadaran jika dihirup dalam konsentrasi tinggi di ruang tertutup.
4. Potensi penularan penyakit kulit
Kontak langsung dapat menyebabkan dermatitis, infeksi jamur, atau infeksi bakteri pada kulit, terutama bila tidak segera dibersihkan dengan benar.
5. Kontaminasi lingkungan
Cairan dari jasad membusuk dapat mencemari air, tanah, atau permukaan benda di sekitarnya. Menyentuhnya tanpa perlindungan bisa memindahkan patogen ke tubuh atau pakaian, lalu menular ke orang lain.
Cara aman saat harus menangani jasad membusuk:
- Gunakan APD lengkap (sarung tangan sekali pakai, masker, pelindung mata, dan pakaian pelindung).
- Hindari kontak langsung kulit dengan jasad atau cairannya.
- Cuci tangan dengan sabun antiseptik setelah selesai.
- Jika ada luka terbuka, tutup rapat dengan plester atau perban sebelum mendekat.