• GAMBAR NO SENSOR:
- https://pomf2.lain.la/f/m9cgvx4t.jpg
- https://pomf2.lain.la/f/npnaykit.jpg
- https://pomf2.lain.la/f/z5gtul.jpg
- https://pomf2.lain.la/f/mzz8vmne.jpg
• REAKSI ORANG TUA:
KOLAKA TIMUR – Suasana Desa Wundubite, Kecamatan Polipolia, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, mendadak mencekam pada Jumat pagi (5/9/2025). Seorang bocah perempuan berusia 10 tahun, berinisial MZA, ditemukan tewas dengan luka menganga di leher usai diserang seorang remaja berusia 18 tahun, RH.
Kejadian mengenaskan itu berlangsung sekitar pukul 06.30 WITA. Saat itu, MZA tengah berjalan bersama adik laki-lakinya, W (7), menuju tempat mengaji. Pagi yang seharusnya penuh ketenangan berubah menjadi mimpi buruk ketika langkah kecil mereka diadang oleh RH yang sudah menenteng sebilah parang.
Menurut keterangan polisi, tanpa banyak bicara, RH menghadang korban dan langsung mengejarnya. “Korban bersama adiknya ini mau pergi mengaji, lalu diadang oleh pelaku,” ungkap Kasi Humas Polres Kolaka Timur, Iptu Irwan Pansha.
Menyadari bahaya, MZA berusaha kabur sambil menggandeng adiknya. Mereka berlari ke arah kebun milik warga, berharap bisa menyelamatkan diri. Namun, bayangan RH dengan parang di tangannya terus membuntuti, langkah kakinya semakin dekat. Hingga akhirnya, sang predator berhasil menyergap.
Dengan kejam, RH mengayunkan parangnya tepat ke arah leher MZA. Darah segar seketika mengucur deras, membasahi tanah kebun. Bocah kecil itu ambruk, terkapar tak berdaya.
Adiknya yang masih berusia tujuh tahun hanya bisa menyaksikan horor di depan mata. Dalam kondisi ketakutan, W segera berlari menuju tempat mengaji untuk meminta pertolongan. Warga yang datang kemudian menemukan MZA sudah dalam kondisi sekarat dengan luka parah di bagian leher.
Korban segera dilarikan ke RSUD Ladongi. Namun, harapan untuk menyelamatkan nyawanya pupus. Luka gorok yang begitu dalam membuat bocah 10 tahun itu meregang nyawa sebelum sempat mendapat pertolongan medis lebih lanjut.
![]() |
Pelaku |
Kasus ini kini tengah ditangani Polres Kolaka Timur. Pelaku RH harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum, sementara keluarga korban harus menanggung duka mendalam akibat kehilangan anak tercinta secara tragis.
Sebuah ejekan sepele bisa berubah menjadi bara dendam yang membutakan hati. Di tangan yang salah, rasa sakit hati menjelma jadi tragedi berdarah. Sementara kebun sunyi itu akan selalu menyimpan jejak: jeritan kecil, tetesan darah, dan sebuah kisah tentang amarah yang berubah jadi pembunuhan sadis.