REKAMAN VIDEO:https://gofile.io/d/GxyldR*Jika saat di klik mengarah ke situs lain, langsung klik kembali (back) lalu klik ulang linknya untuk melihat video tanpa sensor*
RIO DE JANIERO, BRAZIL — Suasana Rio de Janeiro berubah bak medan perang, ketika polisi negara bagian melancarkan operasi penggerebekan besar-besaran terhadap geng narkoba terbesar dan paling berbahaya di Brazil, Comando Vermelho, pada Selasa (28/10/2025).
Operasi ini telah direncanakan lebih dari dua bulan, dengan strategi menggiring tersangka ke daerah perbukitan untuk meminimalisir risiko bagi warga sipil.
Presiden Luiz Inacio Lula da Silva menegaskan pentingnya penanganan ancaman narkoba secara terkoordinasi.
“Kita tidak bisa menerima bahwa kejahatan terorganisir terus menghancurkan keluarga, menindas warga, serta menyebarkan narkoba dan kekerasan di seluruh kota,” ujar Presiden Lula dalam unggahannya di platform X.
KORBAN JIWA MENCAPAI 132 ORANG
Perkiraan awal dari kantor Public Defend negara bagian mencatat 132 orang tewas, termasuk empat anggota polisi.
Namun, kondisi ini memunculkan banyak pertanyaan, termasuk kemungkinan adanya warga tak bersalah yang menjadi korban, serta siapa yang akan bertanggung jawab atas tragedi ini.
Seorang warga menceritakan pengalaman mencekamnya. Warga mengatakan sekitar pukul 03.30 Selasa dini hari, ia mendengar suara anjing menggonggong, listrik dan internet padam, hingga sekitar pukul 05.00 terdengar suara rentetan tembakan. Pertempuran antara polisi dan geng narkoba berlangsung sengit hingga siang hari.
RIBUAN POLISI DITERJUNKAN
Operasi ini melibatkan 2.500 polisi, lengkap dengan kendaraan lapis baja. Para anggota geng tidak tinggal diam, bahkan menggunakan drone untuk menjatuhkan bahan peledak dari udara. Kondisi ini memaksa warga untuk tetap berdiam di rumah, sementara sebagian memilih meninggalkan kota. Sekolah, pusat kesehatan, dan bisnis terpaksa ditutup sementara.
Di sore hari, warga di kawasan Penha, Rio, mengumpulkan jasad korban di hutan sekitar. Lebih dari 70 jenazah dibariskan di jalan utama. Seorang ibu dari salah satu korban tewas, Taua Brito, menangis:
“Saya hanya ingin membawa anak saya dari sini dan menguburkannya.”
TRAGEDI MEMATIKAN DALAM SEJARAH BRAZIL
Tragedi ini menjadi salah satu operasi paling mematikan dalam sejarah Brazil. Penggerebekan narkoba di Rio bukan pertama kali menimbulkan korban besar. Pada 2021, peristiwa serupa terjadi di kawasan Jacarezinho yang menewaskan 28 orang. Bahkan pada 1992, penggerebekan Penjara Carandiru di Sao Paulo untuk meredam pemberontakan menewaskan 111 narapidana.
Insiden Rio de Janeiro kali ini menegaskan betapa seriusnya tantangan yang dihadapi pemerintah Brazil dalam memberantas kejahatan terorganisir yang telah menelan begitu banyak korban jiwa.
Sumber: Reuters, New York Times
