Siswi MTsN 3 Sukabumi Ditemukan Tewas Gantung Diri, Diduga Akibat Bullying di Sekolah

WARNING!
Semua informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, klinik kesehatan mental, ataupun orang terdekat Anda. Jika ada orang terdekat atau orang di sekitar Anda yang mengalami depresi, cobalah berikan ruang kepada mereka untuk bercerita.

TANPA SENSOR: 
https://gofile.io/d/a5U8oK
*Jika saat di klik mengarah ke situs lain, langsung klik kembali (back) lalu klik ulang linknya untuk melihat video tanpa sensor*


SUKABUMI — Warga Kampung Bojongkaler, Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, dikejutkan oleh peristiwa tragis yang menimpa seorang siswi madrasah. Seorang pelajar MTsN 3 Sukabumi berinisial A.K. (15) ditemukan meninggal dunia akibat gantung diri di dalam kamar rumahnya, pada Selasa malam (28/10/2025) sekitar pukul 23.15 WIB.

Korban pertama kali ditemukan oleh keluarganya dalam kondisi tergantung di kusen pintu kamar. Kejadian memilukan itu terjadi di rumah orang tuanya, Edi dan Iah, yang beralamat di Kampung Bojongkaler RT 004/005, Desa Bojong, Kecamatan Cikembar.

Sebelum peristiwa itu terjadi, sekitar pukul 21.00 WIB, korban sempat mengirim pesan melalui WhatsApp kepada salah satu saudara sebayanya, berisi permintaan maaf. Diketahui, korban tinggal bersama ibunya dan sang nenek yang sedang sakit stroke. Kejadian itu pertama kali disadari oleh nenek korban saat hendak menuju toilet dan melihat tubuh cucunya sudah tergantung.

Setelah mendapat laporan, Babinsa Desa Bojong Sertu Mijan, Polsek Cikembar, Puskesmas Cikembar, dan aparat desa segera mendatangi lokasi kejadian. Area rumah langsung diamankan untuk pemeriksaan awal.

Sekitar pukul 00.30 WIB, proses evakuasi jenazah selesai dilakukan dengan aman. Keluarga korban menolak dilakukan autopsi dan telah menandatangani surat pernyataan resmi. Jenazah kemudian dimakamkan di Desa Bojong pada Rabu pagi (29/10/2025).

Menurut keterangan sejumlah warga, korban dikenal sebagai anak pendiam yang belakangan tampak murung dan enggan berangkat ke sekolah. Ia juga sempat bercerita kepada teman dekatnya bahwa dirinya kerap mengalami perundungan (bullying) di sekolah oleh beberapa teman sekelas.

“Informasinya korban sering dibully oleh teman-teman sekolahnya, tapi itu masih perlu dibuktikan lebih lanjut,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Tulisan Tangan Diduga Milik Korban Beredar di Media Sosial

Tragedi ini semakin menyayat hati setelah beredar foto tulisan tangan yang diduga merupakan pesan terakhir korban. Dalam tulisan yang ditemukan di sebuah buku tulis itu, A.K. yang akrab disapa Eneng, menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga, guru, dan teman-temannya. Ia juga mengungkapkan rasa sakit hati akibat ejekan dan perlakuan teman sekolahnya.


Sebagian besar isi surat itu ditulis dalam bahasa Sunda dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Berikut isi surat tersebut:

“Mah, kalau misalnya Eneng punya salah sama Mamah, maaf ya. Eneng nggak bermaksud nyakitin hati Mamah. Itu tuh waktu Eneng lagi emosi, lagi marah. Pak, maaf juga kalau Eneng ada salah sama Bapak. Maaf teh (menyebutkan nama) Eneng minta maaf kalau selama ini suka tidak sopan, culudur (tidak sopan), suka marah-marah. Itu semua Eneng lakukan waktu sedang emosi, maaf ya.

Dan teruntuk guru di sekolah, A (nama korban) minta maaf kalau punya salah sama Ibu-bapak semuanya. Dan untuk teman-teman sekelas, emm… A cuma bisa memaafkan buat yang tidak suka nyindir-nyindir A, kayak (menyebutkan empat nama teman sekelas). Yang selebihnya, kalau mau dimaafkan, datang saja ke rumah langsung bicara sama mamah A.

A bukan tidak mau memaafkan kalian atau A bukan dendam, tapi A sudah berusaha memaafkan kalian-kalian yang sering bikin hati A sakit, entah lewat perkataan, perilaku, tapi tidak perkataan mah sering oleh A didapatkan dari si (menyebutkan nama), tidak tahu salah A apa, tapi A merasa (menyebutkan nama) suka sundar sindir ke A, kayak kejadian yang (menyebutkan nama) bilang, “Paeh we, paeh lah” (“mati aja, mati lah”), itu bikin A benar-benar sakit hati.

(Menyebutkan nama), kamu tahu enggak sih waktu kemarin kamu ngadu domba aku, dari situ aku di bikin hancur sehancur-hancurnya. Padahal aku udah nganggep kamu kayak kakak sendiri.

Ini Eneng enggak ngarang atau apa-apa, Eneng cuma pengen nyampein pendapat hati eneng yang udah banyak terluka. Bukan baper bukan apa, tapi Eneng sudah dibuat sakit ku perkataan teman-teman di kelas. Oleh perkataannya, sikap, Eneng sudah capek, Eneng cuman pengen ketenangan. Sebenarnya Eneng pengen pindah sekolah, tapi mamah dan bapak enggak punya uang. Eneng jadi tidak mau sekolah, karena suasana kelas yang seakan nyuruh eneng untuk pergi.

Eneng sayang Mamah, Bapak. I love you

Sebenernya masih banyak cerita teh, tapi segini aja we babay”

Tulisan itu membuat banyak orang terdiam dan terpukul. Pesan yang penuh kejujuran dan kesedihan itu menunjukkan betapa besar tekanan emosional yang dialami korban sebelum mengambil langkah nekat.

Peringatan untuk Semua Pihak

Kasus kematian A.K. menjadi peringatan keras bagi semua pihak — baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat — agar lebih peka terhadap tanda-tanda tekanan psikologis pada anak dan remaja.

Bullying, sekecil apa pun bentuknya, dapat meninggalkan luka mendalam yang tidak selalu tampak dari luar. Satu ejekan, satu kata kasar, atau satu perlakuan tidak menyenangkan dapat menjadi beban berat bagi mereka yang menyimpannya sendirian.

Kini, duka mendalam menyelimuti keluarga dan lingkungan tempat korban tinggal. Sementara itu, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti di balik tindakan tragis tersebut.


Reporter: [CREEPY ROOM]
Sumber: Laporan warga dan hasil olah TKP Polsek Cikembar.

About the author

CREEPY ROOM
Membahas informasi tentang kejadian kriminal, tragedi, dan berbagai macam peristiwa mengerikan yang terjadi di seluruh dunia.

Posting Komentar