Anak Dewan Pakar PKS Tewas Dibunuh di Rumahnya di Cilegon, Hasil Visum Ungkap 19 Tusukan dan 3 Pukulan
REKAMAN VIDEO:https://pixeldrain.com/l/LvpPoTev*Jika saat di klik mengarah ke situs lain, langsung klik kembali (back) lalu klik ulang linknya untuk melihat video tanpa sensor*
Warga Kota Cilegon, Provinsi Banten, digegerkan oleh peristiwa tragis yang menewaskan seorang bocah berusia 9 tahun bernama Muhammad Axle Herman Miller, Selasa (16/12/2025). Korban diketahui merupakan anak dari Maman Suherman, Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Cilegon. Kasus ini langsung menyita perhatian publik karena melibatkan korban anak di bawah umur yang berasal dari keluarga tokoh politik daerah.
Muhammad Axle ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan di rumah mewah keluarganya yang berada di Perumahan Bukit Baja Sejahtera III (BBS III), Kelurahan Ciwaduk, Kota Cilegon. Peristiwa bermula ketika Maman Suherman menerima telepon dari anak keduanya yang meminta pertolongan. Saat itu, Maman tengah berada di luar rumah. Merasa ada kejanggalan, ia segera bergegas pulang.
Setibanya di rumah, Maman mendapati putranya telah tergeletak di dalam rumah dalam posisi tengkurap dan bersimbah darah. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit menggunakan kendaraan pribadi. Namun, akibat luka parah yang dialaminya, nyawa Muhammad Axle tidak berhasil diselamatkan.
Hasil pemeriksaan awal dan visum luar menunjukkan bahwa korban mengalami puluhan luka akibat kekerasan. Kasi Humas Polres Cilegon, AKP Sigit Dermawan, mengungkapkan bahwa luka tersebut berasal dari benda tajam dan benda tumpul.
“Dari hasil pemeriksaan awal, korban mengalami sekitar 19 luka tusukan akibat benda tajam serta beberapa luka akibat benda tumpul,” ujar Sigit.
Dalam perkembangan selanjutnya, polisi memastikan bahwa peristiwa ini bukan merupakan aksi perampokan, sekaligus membantah isu yang sempat beredar di masyarakat. Setelah melakukan pengecekan menyeluruh terhadap barang-barang milik korban dan keluarga, polisi tidak menemukan adanya indikasi kehilangan.
“Isu perampokan memang sempat beredar. Namun setelah dilakukan pengecekan, tidak ada barang yang hilang. Motifnya pembunuhan, bukan perampokan,” tegas AKP Sigit Dermawan, Kamis (18/12/2025).
Hingga kini, kepolisian belum menetapkan tersangka maupun memastikan motif di balik pembunuhan keji tersebut. Penyelidikan terus dikembangkan dengan memeriksa sedikitnya delapan orang saksi, yang terdiri dari kedua orang tua korban, dua asisten rumah tangga (ART), serta pihak lain di lingkungan sekitar.
Polisi juga telah mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk rekaman kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi kejadian. Namun, proses penyelidikan menghadapi kendala karena beberapa CCTV di sekitar rumah korban diketahui dalam kondisi rusak.
“CCTV rusak sekitar dua minggu sebelum kejadian,” ungkap AKP Sigit Dermawan.
Fakta lain yang terungkap, saat peristiwa terjadi rumah tersebut tidak memiliki petugas keamanan. Dua ART yang biasa bekerja di rumah korban juga disebut telah pulang lebih awal sebelum kejadian tragis itu berlangsung.
Memasuki hari ketiga penyelidikan, pelaku pembunuhan Muhammad Axel masih belum berhasil diidentifikasi. Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), observasi lingkungan, pendalaman keterangan saksi, serta koordinasi dengan dokter forensik untuk memperjelas kronologi dan penyebab kematian korban.
Diketahui, total luka yang dialami korban mencapai 22 luka, terdiri dari 19 luka tusuk akibat benda tajam dan tiga luka akibat kekerasan benda tumpul. Fakta ini semakin menguatkan dugaan bahwa korban tewas akibat tindakan kekerasan yang sangat brutal.
Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi warga sekitar dan sejumlah tokoh politik di Kota Cilegon. Muhammad Axle dikenal sebagai anak yang ramah, sopan, dan rajin beribadah bersama ayahnya. Hingga kini, masyarakat masih menanti pengungkapan tuntas kasus ini serta keadilan bagi korban.

Posting Komentar