The Vietnamese Butcher

Daftar Isi
 
The Vietnamese Butcher


“The Vietnamese Butcher”

Kasus Pembunuhan di Vietnam yang Diduga Melahirkan Video Snuff Pertama di Dunia

Selama puluhan tahun, istilah snuff film hanya hidup dalam mitos dan legenda urban—sebuah konsep mengerikan tentang pembunuhan nyata yang direkam secara sengaja untuk dijual demi keuntungan komersial. Meski sering diangkat dalam film, buku, dan kisah internet gelap, keberadaan snuff film yang benar-benar otentik tak pernah bisa dibuktikan. Hingga pertengahan tahun 2025, ketika sebuah video mengerikan muncul dan mengguncang dunia maya.

Pada akhir Juli 2025, sebuah rekaman yang kemudian dikenal dengan sebutan “The Vietnamese Butcher” (Tukang Jagal Vietnam) mulai beredar luas di Telegram dan berbagai aplikasi pesan terenkripsi. Video tersebut segera menjadi perbincangan di kalangan komunitas bawah tanah internet, forum gore, dan para “detektif daring” yang terbiasa membongkar identitas pelaku kejahatan dari potongan visual sekecil apa pun.

Rekaman awal memperlihatkan seorang pria berbaring telentang di sebuah ruangan berubin. Dalam kondisi sadar, ia terlihat melakukan masturbasi. Beberapa detik kemudian, ketika adegan mencapai puncaknya, seorang pria kedua masuk ke dalam frame kamera dan dengan gerakan cepat serta terampil, memenggal kepala korban menggunakan pisau daging. Kepala korban kemudian diseret menjauh dari tubuhnya.

Video berlanjut dengan sudut pandang berbeda yang menampilkan proses setelah pembunuhan: tubuh korban dipotong secara sistematis dan profesional. Pada bagian akhir, terdapat montase yang memperlihatkan potongan tubuh yang disusun, organ dalam yang dipisahkan, serta gambar hidangan bergaya Asia yang berisi daging dengan jenis yang tidak dapat dipastikan. Yang paling mengerikan adalah salah satu gambar yang menunjukkan organ tubuh seperti jantung, ginjal, penis, dan bagian lainnya yang telah dimasak dan disajikan lengkap dengan sumpit.

Versi video yang lebih panjang yang beredar terbatas di situs-situs gore, menampilkan apa yang tampak seperti “latihan” sebelum eksekusi. Algojo terlihat mengenakan topeng Anonymous. Ia mengusap leher korban dengan golok, menirukan gerakan ayunan beberapa kali. Korban, yang berlutut dengan kepala di atas balok, kemudian berdiri dan dipeluk oleh sang pembunuh—sebuah adegan yang justru menambah nuansa ganjil dan mengerikan.

Internet sebenarnya sudah lama dibanjiri rekaman kematian: propaganda ISIS, eksekusi brutal kartel narkoba, hingga pembunuhan yang terekam CCTV. Namun, semua itu tidak memenuhi definisi snuff film, karena tidak dibuat secara khusus untuk dijual sebagai komoditas.

Kasus-kasus ekstrem sebelumnya pun gagal masuk kategori tersebut. Pada 2001, kanibal Jerman Armin Meiwes merekam pembunuhan terhadap seorang pria bernama Bernd Brandt yang berusia 43 tahun dan mencoba memakan potongan-potongan tubuh korban, tetapi rekamannya disegel dan tak pernah bocor ke domain publik. Detlev Günschel, Dia merekam pencekikan dan pemotongan tubuh, tetapi video berdurasi 50 menit itu disegel sebagai bukti polisi dan pada 2012, Luka Magnotta juga merekam pembunuhan yang dikenal dengan video 1 Lunatic 1 Ice Pick, memicu perburuan global setelah merekam dan mengunggah video dirinya membunuh seorang mahasiswa universitas Tiongkok. Video ini menyebabkan penutupan sementara situs BestGore.com dan menciptakan kehebohan media.

Namun video mereka tidak diproduksi dengan tujuan komersial terorganisir.

Berbeda dengan itu, The Vietnamese Butcher justru muncul sebagai paket konten berbayar—lengkap dengan berbagai sudut kamera, potongan video, dan foto—yang dijual secara sistematis melalui Telegram dan dark web. Inilah yang membuat banyak peneliti kejahatan siber menyebutnya sebagai kandidat terkuat snuff film sejati pertama di dunia.

Para detektif daring segera bekerja. Dari aksen bahasa, jenis ubin lantai, merek pisau daging, hingga sumpit yang terlihat di salah satu adegan, mereka menyimpulkan bahwa pembunuhan kemungkinan terjadi di Vietnam bagian tengah atau utara, bahkan sempat menduga wilayah Kamboja. Tahi lalat dan tato tertentu dianalisis untuk memastikan bahwa seluruh rekaman menampilkan korban dan pelaku yang sama.

Identitas korban kemudian mengarah pada Nguyễn Xuân Đạt, seorang pria Vietnam yang selama bertahun-tahun aktif di forum-forum fetish ekstrem seperti Motherless. Dengan nama samaran seperti “Dat Beheading”, Đạt secara terbuka membicarakan ketertarikannya pada fetish pemenggalan kepala dan fantasi kematian (Autassassinophilia). Ia juga mempunyai akun di Watch People Die (WPD). 

Hampir semua akun Đạt yang diketahui merujuk pada fetish pemenggalan kepalanya. Di situs kencan, dia berbicara secara terbuka kepada pria dan wanita tentang keinginan kematiannya, topik pembicaraan yang tidak aneh di lingkungan tempat Đạt bergaul.

Tangkapan layar profil media sosial Nguyễn Xuân Đạt

Dalam beberapa tangkapan layar, ia bahkan meminta bantuan menerjemahkan karya ero guro berjudul Applicant for Death, yang alurnya menyerupai kematiannya sendiri.

Pesan-pesan pribadi yang diduga dikirim oleh Đạt menggambarkan kondisi psikologisnya yang rapuh. Ia mengaku merasa menjadi “tawanan takdir”, sakit, dan bergantung penuh pada orang tuanya, serta secara terang-terangan menyatakan keinginannya untuk dibunuh oleh seseorang yang ia percayai.

“Aku bukan hanya jelek, tapi juga penuh penyakit. Aku tidak mampu hidup bebas seperti orang normal. Aku harus bergantung pada orang tuaku seumur hidupku. Apa lagi yang bisa kulakukan? Aku benar-benar tawanan takdirku sendiri. Jika bukan karena Tuhan, aku pasti sudah mengakhiri hidupku… Aku ingin bertemu seseorang yang (setelah kita cukup dekat) bisa membunuhku. Karena aku benar-benar ingin berteman dengan orang-orang seperti itu, tapi aku tahu bahwa begitu aku melakukannya, aku tidak akan normal lagi. Aku ingin mati.”
Sebuah pesan pribadi yang diduga dikirim oleh korban, Nguyễn Xuân Đạt, diterjemahkan dari tangkapan layar.

Sementara itu, identitas algojo menjadi teka-teki. Berbagai teori bermunculan di Reddit, Facebook, hingga forum Vietnam, termasuk dugaan keterlibatan seorang pria berlatar belakang Buddhis. Namun satu-satunya petunjuk konsisten adalah tato bertuliskan “13-9” di lengan pelaku, yang kemudian melahirkan julukan kasus ini: “13K”.

Fakta paling mencengangkan adalah aspek komersialnya. Sejak Februari 2025, sedikitnya 11 klip video dan 98 foto terkait pembunuhan tersebut dijual sebagai satu paket. Promosi konten ekstrem semacam ini bahkan dilakukan secara terbuka oleh distributor asal Tiongkok, yang menawarkan akses ke grup-grup berisi puluhan ribu pengguna dengan konten nekrofilia, eksekusi, hingga mutilasi.

ASAL USUL DAN PENYEBARAN

Diketahui, pembunuhan terjadi pada tanggal 25 Januari 2025. Saat itu Sáng menghubungi Đạt dan mengajaknya datang ke tempat kerjanya. Di lokasi itulah pembunuhan terjadi.

Berdasarkan jejak digital, video pertama kali muncul pada 2 Juli di sebuah grup Telegram kecil yang hanya berisi 11 anggota. Namun, tangkapan layar dari grup lain dengan 41 anggota menunjukkan bahwa mereka telah membahas video tersebut sejak 24 Juni.

Grup yang lebih besar ini dilaporkan dibuat oleh seorang warga Vietnam yang juga menguasai bahasa Mandarin. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi penjualan video dan foto-foto pembunuhan tersebut. Beberapa sumber mengklaim bahwa pembuat grup ini adalah si pelaku pembunuhan itu sendiri, meskipun hal ini tidak dapat dikonfirmasi. Tidak diketahui apakah grup tersebut benar-benar dibuat oleh pelaku, atau orang lain yang memperoleh video tersebut dan memutuskan untuk menjualnya kembali.

Harga "paket lengkap" yang disebut berisi 11 video dan 98 foto dibanderol antara $100 hingga $600 USD. Dalam tangkapan layar, terdapat keterangan promosi:
"Totalnya, ada 11 video dan 98 foto, dijual sebagai satu paket".
Serta pesan tersemat yang bertuliskan:
"Siapa pun yang ingin membeli dapat menghubungi @jehssbsn" (akun tersebut kini telah dihapus).

Video itu kemudian mulai dikenal publik luas dengan sebutan "The Vietnamese Butcher" atau dalam bahasa Mandarin "越南屠夫" (tukang daging Vietnam).

Pada tanggal 26 Juli, seluruh paket video dan foto tanpa sensor mulai beredar secara bebas di grup-grup Telegram asal Tiongkok yang sebelumnya tidak dikenal.

Salah satu pengguna yang menyebarkan video itu menulis:
"Saya tadinya tidak berencana mengunggahnya, tetapi karena sudah ada yang mengunggahnya dan tidak bisa disembunyikan lagi, mungkin sebaiknya saya mengunggahnya saja 😂"

Beberapa jam kemudian, rekaman tersebut menyebar lebih luas, mencapai saluran-saluran Telegram publik dan akhirnya diunggah ke sejumlah situs gore terkenal di internet.

TITIK TERANG KASUS "THE VIETNAMESE BUTCHER"

Akhirnya, misteri tersebut menemukan titik terang. Pihak berwenang Vietnam secara resmi mengungkap identitas pelaku.

Pelaku pembunuhan adalah Đoàn Văn Sáng, lahir tahun 1968 (bertempat tinggal di Jalan Nguyễn Phi Khanh 195, Daerah Tam Thanh, Provinsi Lạng Sơn), Ia adalah seorang petugas di Tim Manajemen Pasar (bertanggung jawab untuk menghentikan barang palsu, barang berkualitas rendah, barang selundupan, dll.). Lencana di bahunya menunjukkan bahwa ia adalah Wakil Kepala Tim Manajemen Pasar No. 4, Unit Manajemen Wilayah Hữu Lũng. Ia pensiun pada tahun 2025.

Hữu Lũng adalah sebuah distrik di provinsi Lang Son, Vietnam Utara, dekat perbatasan Tiongkok. Di lokasi inilah pembunuhan tersebut terjadi. Tepatnya di 81 Chi Lăng, distrik Hữu Lũng, provinsi Lạng Sơn. 

Sebagian besar bukti berasal dari para pengguna facebook di sebuah grup bernama OSINT & Cyber Investigation Việt Nam. Mereka mengumpulkan bukti-bukti spesifik. Kasus ini dibahas secara intensif di grup tersebut. 

Berbekal dokumen investigasi setebal 106 halaman yang diviralkan oleh netizen di grup tersebut, polisi akhirnya bergerak menangkap Sáng.

BERIKUT ISI DOKUMENNYA: https://drive.google.com/file/d/1pSm8MwUzoph3OjzJPrKsfOmdC0yrBLS6/view?usp=drivesdk

Unit Investigasi Kepolisian Provinsi Lạng Sơn menetapkan Sáng sebagai tersangka dan mengeluarkan surat perintah penahanan sementara. 


Korban dipastikan bernama Nguyễn Xuân Đạt, lahir tahun 1989, bertempat tinggal di Hậu Trung 2, Desa Tiên Hưng, Provinsi Hưng Yên bagian utara.

Menurut penyelidikan, Sáng dan Đạt telah saling mengenal sejak sekitar tahun 2020 melalui media sosial. Pada 25 Januari 2025, Sáng menghubungi Đạt dan mengajaknya datang ke tempat kerjanya. Di lokasi itulah pembunuhan terjadi. Setelahnya, Sáng berupaya menghilangkan barang bukti dan membuang jasad korban untuk menutupi kejahatannya.

Pada 28 November 2025, Kepolisian Provinsi Lạng Sơn resmi memulai proses pidana kasus pembunuhan. Sehari kemudian, keputusan penuntutan dan surat perintah penahanan terhadap Đoàn Văn Sáng diterbitkan dan disetujui oleh Kejaksaan Negeri Provinsi Lạng Sơn. Aparat kemudian melaksanakan penangkapan sesuai prosedur hukum.

Hingga kini, Kepolisian Provinsi Lạng Sơn masih terus mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap kemungkinan jaringan, distribusi video, serta pihak-pihak lain yang terlibat.

Pada tanggal 3 Desember 2025, dalam konferensi pers, Letnan Kolonel Vu Thanh Tung meminta media untuk berperan aktif dalam memberikan edukasi dan peringatan kepada publik, sekaligus menepis informasi palsu dan upaya eksploitasi kasus ini yang dapat memicu kepanikan serta kekerasan lanjutan.

Kasus The Vietnamese Butcher bukan hanya membuka tabir kejahatan individual, tetapi juga menyingkap pasar gelap baru di era digital—di mana kematian bukan sekadar tragedi, melainkan komoditas. Kasus ini mungkin akan tercatat sebagai video snuff pertama yang terkonfirmasi.

Dan yang paling mengerikan:
Jika ini adalah yang pertama, kemungkinan besar bukan yang terakhir.


Referensi: VICE, Wikipedia, WPD, vietbao dan berbagai media berita lainnya.

Reporter : CREEPY ROOM

1 komentar

Comment Author Avatar
25 Desember 2025 pukul 05.39 Hapus
ini aneh tapi memang nyata, ngeri banget sumpah motong kepala orang sekali tebas, rasanya sampai sini