REKAMAN CCTV:
REKAMAN VIDEO KORBAN DITEMUKAN: https://pomf2.lain.la/f/duyxd6g4.mp4
Kasus penculikan disertai pembunuhan Kepala Cabang Bank BRI, Mohamad Ilham Pradipta, masih menyisakan banyak tanda tanya. Meski polisi sudah meringkus delapan orang terduga pelaku, publik masih menunggu jawaban atas dua pertanyaan besar: siapa otak di balik kejahatan ini dan apa motifnya?
Kriminolog Haniva Hasna menyebutkan bahwa kasus ini tidak sesederhana penculikan biasa. Menurutnya, keempat orang pertama yang ditangkap polisi hanyalah pelaksana lapangan. Ia mengindikasikan ada “banyak tangan” yang terlibat, menunjukkan pola organized crime atau kejahatan terorganisir.
“Bisa jadi ada perantara, eksekutor, dan otak pelaku yang mengatur semuanya. Polisi harus menelusuri komunikasi digital para tersangka untuk menguak siapa sebenarnya yang menyuruh,” ujarnya.
Kronologi: Dari Penculikan hingga Penemuan Mayat
Rekaman CCTV yang viral di media sosial memperlihatkan detik-detik penculikan Mohamad Ilham. Peristiwa itu terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8/2025) sore.
Saat hendak masuk ke mobil hitam miliknya, Ilham disergap sejumlah orang dari mobil MPV putih yang terparkir di dekatnya. Meski sempat melawan, ia tak berdaya dan akhirnya dipaksa masuk ke mobil penculik yang langsung melesat pergi.
Keesokan paginya, Kamis (21/8), warga Desa Nagasari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi, digegerkan penemuan mayat di pinggir sawah. Tubuh korban ditemukan dengan tangan dan kaki terikat, serta mata tertutup lakban. Belakangan teridentifikasi, jasad tersebut adalah Mohamad Ilham Pradipta.
Jenazah kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi.
Hasil Autopsi: Luka Benda Tumpul di Dada dan Leher
Menurut Kepala RS Bhayangkara Polri, Prima Heru Yulihartono, autopsi menemukan luka akibat benda tumpul di dada dan leher korban. Tekanan di area vital itu membuat Ilham kehabisan oksigen hingga meninggal dunia.
“Kemungkinan besar dia mengalami kesulitan bernapas akibat tekanan pada tulang leher dan dada,” ujar Prima.
Namun, pihak rumah sakit belum memastikan adanya racun dalam tubuh korban. Hasil pemeriksaan toksikologi masih ditunggu.
Penangkapan Para Pelaku: Dari Jakarta Hingga Solo.
Polisi bergerak cepat setelah penemuan mayat. Pada Kamis (21/8) malam, empat orang terduga pelaku berinisial AT, RS, RAH, dan RW ditangkap. Tiga ditangkap di Johar Baru, Jakarta Pusat, sementara RW ditangkap di Bandara NTT saat hendak melarikan diri ke kampung halamannya.
Belakangan, polisi menyebut keempat orang itu hanya berperan sebagai penculik, bukan pembunuh. Salah satunya diketahui bekerja sebagai debt collector.
Pada Minggu (24/8), Polda Metro Jaya kembali menangkap empat orang yang disebut sebagai “aktor intelektual” di balik penculikan dan pembunuhan ini. Mereka berinisial DH, C, YJ, dan AA.
Tiga pelaku ditangkap di Solo pada Sabtu malam (23/8), sementara C dibekuk di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, keesokan harinya.
Salah satu pelaku, yaitu Dwi Hartono atau DH merupakan sosok otak pembunuhan Ilham Pradipta.
Dwi Hartono dikenal dengan nama Instagram Klan Hartono. Dia dikenal sebagai crazy rich di Rimbo Bujang, Jambi.
Dwi Hartono dikenal sebagai motivator dan pengusaha.
Kini mereka tengah diperiksa intensif untuk mengungkap apa motifnya.
Motif: Persoalan Pribadi atau Skandal Keuangan?
Spekulasi publik kian ramai. Ada dugaan kasus ini terkait persoalan pribadi, perselisihan jabatan, hingga skandal kredit fiktif miliaran rupiah yang melibatkan pihak internal bank.
Haniva menilai kejanggalan tampak dari cara pelaku membuang jasad korban di tempat yang mudah ditemukan. “Itu seperti sebuah pesan kejahatan (message of crime), bukan sekadar ingin menyingkirkan korban,” katanya.
Menurutnya, polisi harus menelusuri dokumen-dokumen yang ditangani korban, termasuk kemungkinan adanya skandal keuangan, nasabah bermasalah, atau konflik dengan rekan kerja.
Suara Keluarga: Menuntut Keadilan
Istri korban, Puspita Aulia, tak kuasa menahan pilu. Ia menggambarkan suaminya sebagai sosok baik dan berdedikasi.
“Suami saya orangnya baik, sangat baik. Tapi kenapa orang sebaik itu harus diperlakukan sampai kehilangan nyawanya?” ucap Puspita.
Ia menuntut agar pelaku dihukum seberat-beratnya dan polisi segera mengungkap motif di balik pembunuhan tersebut.
BRI Turut Angkat Bicara
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyampaikan belasungkawa sekaligus keprihatinan mendalam. Ia menegaskan pihaknya bekerja sama penuh dengan kepolisian untuk mengungkap kasus ini.
“Apakah ini terkait urusan penagihan kredit atau faktor lain, masih didalami. Kami menunggu hasil penyelidikan polisi,” ujarnya.
Misteri yang Belum Terjawab
Meski delapan orang sudah ditangkap, misteri besar masih menyelimuti kasus ini. Apa motif utama pembunuhan seorang kepala cabang bank besar?
Kasus ini kini menjadi sorotan publik, bukan hanya karena brutalnya peristiwa, tapi juga karena dugaan adanya konspirasi dan skandal di baliknya.